Perbedaan Black Box Testing Dan White Box Testing


Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Jadi  seperti kita melihat suatu koatak hitam, kit hanya bisa melihat penampilan luarnya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungkus hitam nya. Sama seperti pengujian black box, mengevaluasi hanya dari tampilan luarnya (interface nya) , fungsionalitasnya.tanpa mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam proses detilnya (hanya mengetahui input dan output).
 Kelebihan Black Box
  • Dapat memilih subset test secara efektif dan efisien 
  • Dapat menemukan cacat 
  • Memaksimalkan testing investmen
Kelemahan  Black Box

  • Tester tidak pernah yakin apakah PL tersebut benar – benar lulus uji.
 Contoh Black Box Testing dengan Equivalence Partitioning :
Pemeliharaan data untuk aplikasi bank yang sudah diotomatisasikan. Pemakai dapat memutar nomor telepon bank dengan menggunakan mikro komputer yang terhubung dengan password yang telah ditentukan dan diikuti dengan perintah-perintah. Data yang diterima adalah :
  • Kode area       : kosong atau 3 digit 
  • Prefix              : 3 digit atau tidak diawali 0 atau 1 
  • Suffix              : 4 digit 
  • Password        : 6 digit alfanumerik 
  • Perintah           : check, deposit, dll


Selanjutnya kondisi input digabungkan dengan masing-masing data elemen  dapat ditentukan sebagai berikut:

  • Kode area : kondisi input, Boolean –kode area mungkin ada atau tidak kondisi input, range –nilai ditentukan antara 200 dan 999 
  • Prefix  : kondisi input range > 200 atau tidak diawali 0 atau 1 
  • Suffix  : kondisi input nilai 4 digit 
  • Password : kondisi input boolean –passwordmungkin diperlukan atau  tidak kondisi input nilai dengan 6 karakter string 
  • Perintah   : kondisi input set berisi perintah-perintah yang telah didefinisikan

White Box Testing 
Whitebox

Pengertian White Box Testing
White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan program yang benar secara 100%.
Pengujian white box:
  •  Untuk mengetahui cara kerja suatu perangkat lunak secara internal. 
  •  Untuk menjamin operasi-operasi internal sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dengan menggunakan struktur kendali dari prosedur yang dirancang.
Pelaksanaan pengujian white box:

  • Menjamin seluruh independent path dieksekusi paling sedikit satu kali. Independent path adalah jalur dalam program yang menunjukkan paling sedikit satu kumpulan proses ataupun kondisi baru. 
  • Menjalani logical decision pada sisi dan false. 
  • Mengeksekusi pengulangan (looping) dalam batas-batas yang ditentukan. 
  • Menguji struktur data internal. 
Berdasarkan konsep pengujian; White box (structural) testing / glass box testing : memeriksa kalkulasi internal path untuk mengidentifikasi kesalahan.

Langkah-langkah white box:
  • Mendefinisikan semua alur logika 
  • Membangun kasus untuk digunakan dalam pengujian 
  • Melakukan pengujian. 
 Kelebihan White Box Testing 
  • Kesalahan logika. Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan. Dimana White Box Testing akan mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi kapan proses pengulangan akan berhenti. 
  • Ketidaksesuaian asumsi. Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan, untuk di analisa dan diperbaiki. 
  • Kesalahan ketik. Mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive.
        Kelemahan White Box Testing
  •  Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar untuk melakukannya.
Perbedaan White Box & Black Box
White box (Struktural) 
  • Dilakukan oleh penguji yang mengetahui tentang QA. 
  • Melakukan testing pada software/program aplikasi menyangkut security dan performance program tersebut (meliputi tes code, desain implementasi, security, data flow, software failure). 
  • Dilakukan seiring dengan tahapan pengembangan software atau pada tahap testing.
Metode BlackBox  (Fungsional)
  • Dilakukan oleh penguji Independent. 
  • Melakukan pengujian berdasarkan apa yang dilihat, hanya fokus terhadap fungsionalitas dan output. Pengujian lebih ditujukan pada desain software sesuai standar dan reaksi apabila terdapat celah-celah bug/vulnerabilitas pada program aplikasi tersebut setelah dilakukan white box testing. 
  • Dilakukan setelah white box testing.

referensi media masa :
http://ismimiitsme.blogspot.com/2013/10/pengertian-dan-perbedaan-white-box.html
http://bangwildan.web.id/berita-176-white-box-testing--black-box-testing.html
http://keripiku.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-perbedaan-white-box-dan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat laporan delphi dengan crystal report

Makalah Sistem Operasi Komputer opensource

Kriptografi dan Steganografi